ME
Follow Me
Source
Sering saya temukan, orang melakukan segala sesuatunya karena cenderung pamrih. Melakukan hal baik agar mendapat perhatian. Melakukan kebaikan dengan ikhlas katanya, tapi masih menuntut ucapan terimakasih. Mulutnya berkata "saya lakukan dengan ikhlas", tapi kesal ketika tidak mendengar ucapan terimakasih setelah melakukan kebaikan. Dimana ikhlas nya?

Dalam Islam, ikhlas merupakan perbuatan baik dengan karena Allah dan tidak mencampurinya dengan niat lainnya termasuk mengharap ucapan terimakasih dari makhluk. Cukup niatkan karena Allah untuk mendapatkan Pahala, tak perlu pedulikan balasan makhluk seperti apa. Mau mereka terimakasih, mau mereka tidak ucapkan terimakasih, hal tersebut tak perlu difikirkan karena akhirat jauh lebih bernilai dari dunia.

Dalam konsep Islam, seseorang melakukan kebaikan bukan untuk kebaikan orang lain. Tapi untuk kebaikan dirinya sendiri. Egois dalam Islam adalah tentang melakukan kebaikan apapun untuk mencari pahala. Pahala yg ditujukan untuk diri sendiri. Karena kelak, kita bertanggung jawab atas diri sendiri, bukan orang lain. Karena kelak di akhirat, orang akan berlari menjauh sebaik apapun kita. Sekalipun keluarga (baca surat : Abasa)

Perbuatan baik tanpa ikhlas takkan dihitung sebagai kebaikkan, karena niat sudah tercampur dengan pengharapan terhadap Allah & Makhluk (Na'udzubillah). Cukuplah semua amalan kebaikkan yg kita lakukan karena Allah. Kita melakukannya karena Mau, Mau ikhlas Lillahi Ta'ala.

DAN INGAT! melakukan kebaikan untuk orang lain, bukan karena mereka butuh pertolongan, tapi karena kita butuh pahala kebaikkan...

Allahu a'lam.
Just U & Me
Koruptor asal katanya adalah korupsi yg berarti penyelewengan wewenang atau tanggung jawab.

Lalu Koruptor adalah pelakunya atau orang yg melakukan penyelewengan. 

Sedangkan Indonesia adalah tanah air beta, negara yg berada di garis katulistiwa, dan juga negara yg saya cintai. Bagi saya, kemajuan untuk Indonesia adalah mutlak, kemajuan di segala bidang tentunya.

Tapi penghambat terbesarnya adalah korupsi dan koruptor yg pastinya juga disebabkan oleh pendidikan moral yg rendah.

Korupsi di negeri ini sudah mengakar dengan kuat, dan koruptor di negeri ini sudah sangat banyak. Ibarat pohon, Indonesia sudah dihinggapi benalu/koruptor bukan lg di cabangnya, tapi sampai ke akar-nya. Koruptor tetap di hukum, tapi sang penghukum juga koruptor. Apakah pohon/Indonesia tersebut berbuah? Ya, berbuah. Tapi yang menikmati hasilnya adalah koruptor. Dan tersisa sedikit untuk rakyat Indonesia. Hanya sedikit.

Koruptor dan Indonesia, dahulu mereka begitu jauh, namun sekarang, dua kata ini hampir tak bisa dipisahkan. Bukan karena kita tak mampu, tapi karena kita tidak mau. Siapa peduli? Yang penting kan hidup saya, bukan yang lain.

Karena Koruptor Merugikan Orang Banyak dan Menguntungkan Kelompok Kecil.

Sekilas tentang kasus Korupsi di Indonesia :
  • E-KTP : membuat semua orang yg tidak memilikinya menjadi sulit mengurus administrasi terkait E-KTP. Karena dana untuk proyek-nya dikorupsi sehingga banyak yg tidak memiliki E-KTP sampai kasusnya teratasi.
  • BLBI inget? Bank Century itu loh. Gelontorkan 
  • Wisma Atlet inget? itu loh Hambalang. Lupa? itu loh, yang salah satu tersangka nya minta digantung di Monas kalau terbukti dan sudah terbukti.
Sebagai warga negara Indonesia pada umumnya, kita tidak terlalu peduli selama kasus tersebut tidak berdampak langsung pada diri kita pribadi. Kasus paling berdampak langsung adalah E-KTP. Dimana semua orang sadar, betapa merugikannya korupsi itu untuk banyak orang.

Apakah freeport tidak bisa Indonesia ambil juga karena korupsi? entahlah. Tapi yang pasti, orang Indonesia begitu mudah dibungkam dengan uang. Mudah sodara.

Bungkam
Kasus lainnya? mana kita peduli. Kalau nanti Indonesia krisis atau dijual, baru deh, kita sadar dan peduli.

Kejujuran hal yang sangat dibutuhkan untuk melakukan segala kebaikan. Meski begitu, sering kali ketika seseorang melakukan kejujuran tidak mendapatkan apresiasi yang sepantasnya. IRONIS. Seseorang berusaha untuk jujur lalu mendapatkan respon dimarahi. Seseorang Jujur, lalu dimaki-maki. Seseorang Jujur lalu dipuji dan di nasehati? Hampir tidak ada.

Solusi seperti apa yang mampu atasi korupsi? Terus lakukan introspeksi diri sendiri, Tanamkan kejujuran pada diri kita sendiri, keluarga, dan anak cucu kita nantinya. Tanamkan bahwa penting dan mulia nya akhlak kejujuran akan memudahkan kita menjadi pribadi yang selalu menebar manfaat.
Sumber Google
Mereka fikir, Pramuka sebatas lomba dan lomba. Mengajarkan peserta didik untuk selalu berkompetisi secara berlebih. Menganggap sekolah lain merupakan rival. Memacu peserta didik untuk menang dan membawa piala sebagai bentuk motivasi, padahal itu hanya ambisi kita sebagai Pembina atau Pembantu Pembina. Tapi, kita malah membebankan kepada peserta didik.

Indonesia membutuhkan Pramuka untuk membantu membentuk karakter peserta didik yang mampu berkolaborasi dengan teman sebaya, bukan malah mencari rivalitas antar sekolah yang berakibat menciptakan permusuhan. Karena orang-orang Indonesia sekarang ini, begitu mudah di adu domba, dan dipecah belah. Contohnya adalah dampak dari PILPRES 2014, ada banyak kasus lucu nan menggelitik. Seperti teman jadi musuh karena perbedaan Presiden Idaman, Suami Istri bercerai, Saling hujat, saling ancam bunuh, saling somasi, saling membenci hanya karena perbedaan pilihan presiden, konyol!

Lihat keadaan kita sekarang, dimana orang-orang begitu mudah marah. Dijalan orang-orang sudah semakin gila dalam berkendara. Tidak sabar, berifkir seolah-olah hanya dirinya yang penting dan mengabaikan pengendara yang lain. Saling teriak, memaki, merupakan hal lumrah dijalan masa kini.

Pramuka atau Pendidikan sekarang, akan sangat dibutuhkan Indonesia jika berdasar pada 4C :
- Collaboration (Kolaborasi)
- Critical Thinking (Berifikir Kritis)
- Creativity (Kreatifitas)
- Communication (Komunikasi)

Mulailah dari diri sendiri lalu mengajarkannya pada peserta didik tentang pentingnya menghindari permusuhan, yang dapat menciptakan kebencian. Karena dampak hal tersebut akan sangat berbahaya jika mencapai klimaks, dimana keadaan damai sulit didapat, dan bisa menciptakan perang yang akan merusak bangsa Indonesia (allahul mustaan wal iyya dzubillah).

Semoga kita mampu mendidik peserta di gugus depan (sekolah) untuk selalu berkolaborasi dengan teman sebaya mereka. Mengajarkan pentingnya kedamaian, dimulai dengan komunikasi yang baik dan benar. Tidak menjadikan saling hujat sebagai media hiburan. Menumbuhkan cara berfikir yang kritis, dan fokus pada kreatifitas yang mampu menunjang produktivitas kita sebagai seorang manusia bermanfaat!

Tetap Semangat & Salam Pramuka!