ME
Follow Me
Memandangi seseorang dari jauh sambil ngupil, saat si dia lagi gak ngeliat kita, semua gerakkan menjadi lambat secara tiba-tiba, muncul cahaya terang dari belakang orang yang sedang kita liatin, dan semua kembali seperti semula ketika pandangan dia juga mengarah ke arah kita. Pura-pura nunduk, cari-cari upil yang udah di buang, terus merapihkan baju, menata rambut, sok cuek, pura-pura gak ngeliat, buang muka, dan...wakwaw.

Saat sedang menyukai seseorang, efek negatif dari pandangan pertama adalah selalu terbayang wajahnya. Rasanya itu, pengen lihat lagi, lagi, dan keterusan. Entah karena hidungnya yang mancung atau matanya yang belo, satu hal yang pasti adalah ini fase menyukai. Fase menyukai berada di tahap paling bawah bro, setidaknya menurut teori Mr. Seven .
Gardu di Puncak Cikuray
Hanya bisa mendengarkan perbincangan kawan-kawan disepanjang perjalanan menuju Garut, Jawa Barat. Katanya, Cikuray merupakan gunung yang kecil-kecil cabe rawit. Sepertinya ungkapan ini bukan hanya untuk Cikuray, melainkan gunung-gunung lainnya di Jawa Barat pun pantas disebut cabe rawit.

Saat itu malam hari, ah... dasar manusia kalong begitulah beberapa orang menyebut kami ni yang suka beraktivitas malam.

Setibanya dirumah Khavid, guwe langsung disambut hangat oleh Dedi dkk. Elu gak kenal Khavid? sama. Waktu itu juga guwe baru kenal dengan Khavid, saat datang kerumahnya atas instruksi si Dedi. Nah, klo Dedi guwe kenal, kawan SMK guwe.

Dari rumah Khavid kita menuju ke pasar Cibitung menggunakan mobil bak terbuka punya si Khavid (sepertinya). Kita patungan 15rb buat mobil baknya. Sesampainya disana, kita langsung cari supir truck sayur buat perjalanan menuju Garut, Jawa Barat. Setelah proses nego yang tampak klasik, disetujui tarif per orang adalah 35rb sampai pertigaan Garut. Singkat cerita, langsung cauw otw garut!

Begitulah, guwe hanya bisa mendengarkan perbincangan kawan-kawan disepanjang perjalanan menuju Garut.


Dalam perjalanan kali ini, guwe ditemenin sepupu. Namanya Ghea, say helo!

Yang mau kenalan, check kontaknya disini ^_^ atau disini

Sampai saat shubuh di Garut, Berrrrr, disini mulai terasa dingin. Diluar dugaan, saya fikir akan panas di Garut, ternyata benar-benar sejuk dan dingin. Ingat, ini bulan Maret Tahun 2015 dan saya berada pada pendakian kedua, huft... Benar-benar pemula.

Setelah istirahat sebentar, langsung cari mobil menuju ke basecamp pendakian Cikuray. Butuh waktu yang cukup lama menurut saya, untuk charter mobil saat itu. Dikarenakan harga yang sangat mahal dipatok oleh angkot-angkot sana. Ditambah, di Cikuray ternyata banyak mafia. Alias sudah dimonopoli, mobil-mobil pengangkut pendaki tidak boleh sembarang. Hanya orang-orang tertentu yang boleh bawa pendaki sampai ke basecamp.

Mobil Pribadi boleh. Angkot tidak boleh kecuali beberapa yang sudah kerja sama dengan si mafia ini.

Akibat monopoli itu, harganya jadi terlampau tinggi. Saat itu saya dikenakan tarif 35rb hampir sama dengan harga truck sayur, Bekasi-Garut.

Bahkan, dalam beberapa kejadian, jika kita asal carter angkot, kemungkinan angkot yang kita tumpangi tidak diperbolehkan naik sampai ke Basecamp (Pemancar). Dan terpaksa jalan kaki ke basecamp, dengan jarak yang terbilang lumayan.

Singkat-nya, kami pun dapat angkot di terminal garut untuk diantar sampai basecamp pemancar. Perjalanan menuju basecamp diawali dengan aspal yang cukup mulus, lalu dilanjutkan dengan jalan bebatuan khas ladang teh yang membuat kita seperti diblender dalam mobil angkot. Ditengah goyangan, mobil harus berhenti karena bertemu karcis masuk pendakian. Kalau saya tidak salah, waktu itu dikenakan biaya per orang = 30rb. Perjalanan dilanjutkan dan sampai di pemancar.

Saat itu saya hanya membawa HP Asus yang battery-nya terlampau payah, akibatnya tidak banyak foto yang dapa didokumentasikan -_-

Langsung cari sarapan, dibeliin nasi uduk & semur sama si Dedi -sosweet- wk. Kita pun sarapan bareng dengan total sebanyak 11 orang. Disambil dengan repacking tas & carrier.

Setelah siap, kami pun memulai pendakian.

  • Perjalanan sudah terasa berat padahal hanya melewati kebun teh dengan tanah yang berbentuk seperti tangga. Tapi jarak per anak tangganya cukup tinggi, inilah yang membuat kami terasa lelah.

  • Lalu, anda akan bertemu dengan tanah merah yang sangat licin. Biasa disebut dengan tanjakkan asoy, tanjakkan sakti atau tanjakkan ombing. -licin breh - tiati-

  • Setalah ini, medan seperti tak ada kata landai. Perjalanan dari pos-ke-pos berikutnya terasa semakin menyiksa. Dan....... hujaaaaaaan. Jas hujan mana, jas hujan.....