ME
Follow Me

Apa Kabar Pendidikan Di Indonesia?



By  Mr. Seven     07.00    Categories 
Pernahkah anda membeli motor? atau mobil? atau handphone? atau Chiki? Yoms, salah satunya pasti pernah. Pertanyaan selanjutnya adalah pernahkah terfikir bagaimana prosesnya? apakah sudah baik dan benar atau jangan-jangan belum? Lalu, beberapa orang akan berfikir, pasti sudah karena meyakini sebuah produk yang keluar dari pabrik sudah berdasarkan prosedur panjang, dan yang pasti memiliki Standard. Tiap perusahaan memang memiliki standard yang berbeda, tapi yang pasti mereka memiliki standard.

Jenjang Pendidikan

Di Indonesia, begitu banyak permasalahan sepele yang tidak pernah selesai. Begitu banyak orang pintar, tapi tidak memajukan Indonesia. Begitu banyak partai, tapi hanya membawa kepentingan kelompok, bukan Negara. Begitu banyak manusia, tapi hanya tahu makan dan kerja.

Menurut saya, semua permasalahan terjadi karena salah satu faktor terbesar, yaitu pendidikan. Apa yang salah? yang salah adalah system yang ada dan kita akan menghapus UN yang menjadi standard pendidikan di Indonesia.

Di kota besar, untuk masuk Sekolah Dasar diharuskan sudah bisa membaca. Sedangkan pendidikan formal dimulai dari tingkat SD. ANDA NGELAWAK? *pengalaman_adik_saya

Lalu akan ada penghapusan UN yang selalu menjadi standard pendidikan di Indonesia.

Alasan : Abisnya, gara-gara UN, anak saya gak lulus sekolah! padahal anak saya pintar lho.

Jawab : Saya setuju jika UN, sebaiknya bukanlah standard kelulusan, melainkan standard pendidikan nasional. Jadi UN, bukan penentu seorang siswa lulus atau tidak. Karena itu merupakan kebijakan sekolah.

Selain itu, dalam dunia pendidikan dibutuhkan tenaga pengajar yang berkualitas. Dalam hal ini, saya punya pandangan sendiri. Bagi saya, guru tidak harus pintar karena kebanyakan orang pintar, hanya untuk dirinya sendiri dan tidak punya kemampuan menyampaikan ilmu kepada murid dengan baik.

Sebagai contoh kasus :

Guru NG : hanya menulis materi di papan tulis dan menjelaskannya dengan lisan, tidak memberikan gambaran visual.

Guru OK : tidak hanya menulis di papan tulis dan menjelaskannya dengan lisan, tapi juga memberikan gambaran visual dan praktek membuat kubus disertai menulis rumus matematikanya pada kubus yang dibuatnya.

Faktanya, Guru OK ada di tempat LES atau Bimbingan Belajar. Lalu Guru NG (Not Good), kebanyakan ada di sekolah negeri dan swasta.

Yang mengakibatkan orang berfikir, klo LES atau BIMBEL, anak saya akan lebih pintar dan paham terhadap pelajaran di sekolah, weka-weka.

Biarkan UN tetap ada, tapi tidak untuk menjadi standard kelulusan melainkan standard pendidikan di Indonesia. Hasil dari UN digunakan untuk proses akreditasi di tiap-tiap sekolah dengan penjagaan dan pengawasan yang ketat tentunya. Lalu kurikulum boleh berubah, tapi pendidikan moral adalah yang terpenting. Dan seleksi menjadi seorang guru, tidak hanya dilihat dari pintar atau tidaknya dia menjawab soal, tapi dilihat bagaimana dia menyampaikan materi dan memahami calon siswanya.

Berharap, pendidikan di Indonesia meningkat dan yang terpenting adalah pendidikan moral.

Tentang Penulis

Hanya seorang pemimpi yang tidak lupa untuk bangun. Kesibukkan saat ini, mengajar pramuka, bermain game online, nganggur, bikin film, nulis buku, blogging. Berusaha menjadi manusia bermanfaat untuk manusia yang lainnya. Thanks for coming!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar