ME
Follow Me

Normi - 1



By  Mr. Seven     11.20    Categories 
   Tidak pernah terlintas dalam fikiran Normi akan bekerja di DKI Jakarta, meskipun motto hidupnya "tidak ada yang tidak mungkin", begitu fikirnya sepanjang perjalanan menuju tempat wawancara kerja di Jakarta Selatan. Normi adalah pria asal Bekasi yang baru saja lulus SMK Multimedia, tak ada yang luar biasa dari seonggok Normi, hanya saja hidungnya pesek, matanya belo, bibirnya tebal, kupingnya caplang, rambutnya lurus dan kepalanya lonjong, di samping itu Dia orang pertama di kelasnya yang memutuskan untuk bekerja setelah lulus dari SMK, padahal waktu itu Dia masih kelas 1. Bukan karena Dia malas belajar, melainkan karena Normi adalah anak pertama dari empat bersaudara, ditambah lagi Ibundanya menginginkan Dia bekerja setelah lulus SMK agar dapat membantu ekonomi keluarga. Maklum, Normi berlatarbelakang dari keluarga yang tidak bisa dikatakan kaya, namun dia selalu menegaskan "Guwe emang gak kaya harta, tapi Guwe kaya hati" atau "Tenang, Allah maha kaya" begitu ucapnya dengan semangat, setiap kali membahas hal yang ingin dicapainya namun uang menjadi penghambatnya. Selain untuk membantu ekonomi keluarga, Ibundanya juga berharap kepada Allah, agar kelak Normi bisa kuliah dengan uangnya sendiri.

Semenjak SD Normi bercita-cita ingin menjadi pembalap, karena menurutnya menjadi seorang pembalap itu keren, maco, dan olahraga lelaki pastinya, dengan menggunakan baju balap seperti di tv-tv. Setelah smp, Normi bercita-cita ingin menjadi seorang TNI AD. Menurutnya bisa menjadi seorang TNI AD itu hebat, bisa pegang senjata laras panjang, baris dengan badan yang tegap, bunyi sepatu "..bruk...bruk..bruk..", baret hijau di kepala, baju loreng di badan, mungkin ini salah satu efek dari mengikuti ekskul pramuka, padahal di Pramuka, Normi hanya datang 1 kali selama 1 tahun, saat kegiatan pelantikkan regu inti di SMPnya. Selama acara pelantikkan, Normi diperlakukan layaknya seorang TNI, itulah yang membuatnya ingin menjadi seorang TNI AD. Namun setelah Normi melanjutkan pendidikan ke SMK, ia bercita-cita ingin menjadi sutradara, sepertinya Normi anak yang sangat labil -_- . Di SMK, Normi mendalami jurusan Multimedia, yang mempelajari tentang membuat video dan desain grafis, mungkin inilah yang menyebabkan dia ingin menjadi sutradara.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh (klo jalan kaki), akhirnya Normi pun sampai ke tempat wawancara kerja bersama dengan Pak Ardni. Pak Ardni adalah tetangga sekaligus calon manager dari Normi. Terlihat tampak sedikit grogi dan kedinginan dari bahasa tubuh Normi, karena jarang berada di ruangan ber-AC, bahasa tubuh yang dimaksud adalah menggigil.

"Kamu tunggu di loby saja, klo resepsionisnya sudah datang kamu bilang sama dia, mau wawancara dan bertemu dengan ibu Inuy." kata pak Ardni.

"Oke pak." balas Normi.

Bersambung...

Tentang Penulis

Hanya seorang pemimpi yang tidak lupa untuk bangun. Kesibukkan saat ini, mengajar pramuka, bermain game online, nganggur, bikin film, nulis buku, blogging. Berusaha menjadi manusia bermanfaat untuk manusia yang lainnya. Thanks for coming!

2 komentar:

  1. Normi merupakan org yg sangat misterius, jarang bisa bersikap serius. Tapi itu yg membuat dia menjadi sosok orang yg mengagumkan dan menyenangkan.^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. hhe, guwe fikir blog ini gak pernah ada yang mengunjungi... Klo cerita masih bersambung, dilarang ambil kesimpulan. :D

      Hapus