ME
Follow Me

Goresan Tinta Tentang Negeri Tercinta - Part 4



By  Mr. Seven     00.00    Categories 
Tampaknya, kemalasan dan ketidaksabran merupakan budaya yang sudah mengakar di tanah air ku tercinta. Ya, Indonesia! fakta menunjukkan, ada banyak peristiwa dilapangan yang seharusnya tidak dilakukan justru menjadi hal yang dianggap biasa. Klo engga ada pembatas / trotoar di tengah jalan masih bisa lah di toleransi, tapi klo ada pembatas masih melawan arus ? sungguh terlalu.

Salah satunya adalah memilih untuk melawan arah dari pada harus berputar (di Jalan raya). Kita semua sering melihat spanduk yang ditulis oleh kepolisian dengan isi "Melawan arus berarti menantang maut". Bukankah ini demi keselamatan kita semata? Lantas apa yang membuat kita untuk lebih memilih melawan arus? jawabannya jelas, Kemalasan dan ketidaksabaran.

Jika ditanya, mas/mba jalannya kenapa melawan arus? ada saja alasannya macam orang politik :


"abis puterannya jauh sih..."
atau
"cuma deket kok ngelawan arusnya..."
atau
"soalnya macet parah nih...."
atau
"ngikutin yang lain...hhe..."

 what's the response ? katakan, anda terlalu banyak ALASAN, bilang saja 'malas' (naudzubillah). Jawaban untuk masing-masing alasan diatas :

"abis puterannya jauh sih..." 
jawab : 
Mas/Mba, apakah anda tahu jikalau membuat sebuah jalan dan kawan-kawannya itu menggunakan ilmu? pemerintah akan mempercayakan kepada ahlinya untuk membuat jalanan & pastilah mereka yang dipercayai, mempertimbangkan kenapa puterannya jauh. Mungkin karena terlalu dekat dengan tikungan dikhawatirkan ketika anda berputar akan bertabrakkan dengan kendaran lain yang datang dari arah tikungan atau sebab lain yang pastinya demi keselamatan anda semata.
sumber : google images
"cuma deket kok ngelawan arusnya..."
jawab: 
Saudara/i ku, meremehkan kata cuma itu yang sering membuat kita lupa, kalau masalah BESAR itu timbul akibat masalah kecil, yaaa...dari kata cuma itu masalah kecilnya. Bukankah pepatah lama mengatakan "sedikit demi sedikit akan menjadi bukit" ? jika anda tetap mempertahankan alasan anda, berarti kesimpulannya, "cuma deket-cuma deket ngelawan arusnya, insya Allah akan menjadi maut" ?.
sumber : google images
"soalnya macet parah nih...."
jawab :
Bapak/Ibu, klo semua orang berfikir macam ni, tambah macetlah semua jalanannya. Anda melawan arus, yang di belakang melawan arus, biasanya memang yang membawa motor yang melawan arus, tapi klo mobil juga melawan arus, memang kita negara miskin! bukan materi melainkan akhlak (naudzubillah). Kejadian ini bisa kita temukan di perlintasan kereta api, pasar, dan fakta yang anda temukan sendiri. Mereka yang melawan arus menutupi bagian jalan yang berbeda arus, alhasil jalan yang tadinya dua arah, seolah menjadi satu arah karena banyak yang melawan arus.
sumber : google images
"ngikutin yang lain..."
jawab :
Klo tak punya prinsip dalam hidup, pastilah dengan mudah kita menjadi orang yang labil. Semua keputusan dipengaruhi berdasarkan pemikiran orang lain -_- . Jika memang ingin menjadi pribadi yang baik & benar, bertekadlah untuk melakukan segala sesuatunya dengan benar, bukan justru ikut-ikutan yang tidak benar & membahayakan diri sendiri.
sumber : google images
Sering kita temui, ketika seseorang memberi nasihat malah dibilang menuduh, sok tau, dan semacamnya. Bukankah seharusnya kita berfikir, kalau seseorang memberi nasihat kepada orang lain, berarti ia peduli dengan yang diberi nasihat ? mungkin inilah salah satu faktor mengapa hidayah tidak bisa didapatkan semua orang. Allahu A'lam.

Tentang Penulis

Hanya seorang pemimpi yang tidak lupa untuk bangun. Kesibukkan saat ini, mengajar pramuka, bermain game online, nganggur, bikin film, nulis buku, blogging. Berusaha menjadi manusia bermanfaat untuk manusia yang lainnya. Thanks for coming!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar